Pendidikan Bahasa Indonesia 2022

  • Penggunaan kosakata bahasa Indonesia terkait Covid-19 di Laman Kementerian Kesehatan
    by Marselinus Hosea Astro on January 17, 2023 at 3:11 am

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya kosakata baru selama Covid-19 di Laman Kementerian Kesehatan. Selama pandemi Covid-19, banyak kosakata baru yang muncul di kalangan masyarakat pengguna bahasa. Kosakata tersebut berupa akronim dan juga istilah-istilah asing, khususnya dalam Bahasa Inggris. Tidak dapat dibantah bahwa kosakata dan istilah-istilah baru yang muncul pada masa pandemi membuat masyarakat pengguna bahasa mengalami kebingungan dalam menerima informasi terkait perkembangan Covid-19. Hal ini dikarenakan kosakata yang muncul pada awalnya merupakan bahasa asing. Namun saat ini penggunaan istilah-istilah asing tersebut sudah mulai dikurangi dengan menghadirkan kosakata ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat penguna bahasa Indonesia dalam mengucapkan dan memahami istilah baru tersebut. Kosakata baru itu kini menjadi tambahan perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kosakata dalam laman Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19, mendeskripsikan kelas kata dalam laman Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan covid-19, dan mendeskripsikan pembentukan kosakata dalam Laman Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan data deskriptif berupa kata dan frasa berjumlah 124 data yang diambil dari Laman Kementerian Ksehatan dalam konteks kalimat Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, teknik dokumentasi, teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Tahapan dalam analisis data yang digunakan adalah (1) meredukasi data dengan memilih 124 kata yang berkaitan dengan pandemi Covid-19, (2) analisis bentuk kata berdasarkan kata dasar, frasa, singkatan, berimbuhan, kata majemuk, dan akronim, (3) analisis kelas kata berdasarkan verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), dan nomina (kata benda), (4) analisis pembentukan kata berdasarkan sumber dari bahasa Indonesia yaitu, pengakroniman dan singkatan, maupun sumber luar bahasa Indonesia yaitu, adopsi dan adaptasi. Hasil penelitian ini terdiri atas tiga hal pokok sesuai dengan rumusan masalah, yaitu (1) bentuk kata terdiri atas (a) frasa 50 data, terbagi menjadi dua kelompok yaitu frasa edosentris inti-atribut 28 data contohnya desinfektan air, desinfektan lantai, hygiene kit keluarga, dan frasa endosentrik atribut-inti 21 data contohnya early system, imported case, local transmission, mini lockdown, dan frasa eksosentrik inti-inti 1 data contohnya work from home, berdasarkan inti frasa ditemukan frasa nomina 40 data contohnya adaptasi kebiasaan baru, alat pelindung diri, antibody, bed occupancy ratio, frasa verba 8 data contohnya discarded, early detection, early diagnostics, testing, work from home, dan frasa adjektiva 2 data contohnya antiseptic, particle filtration efficiency. (b) kata dasar 24 data contohnya delta, droplet, epidemi, inkubasi, klaster, moderna, (c) singkatan 23 data contohnya kejadian ikutan pasca imunitas (KIPI), orang tampa gejala (OTG), pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pembatasan sosial berskala menengah (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), (d) kata berimbuhan 12 data dengan berimbuhan atau berprefiks 4 data contohnya telemedisin, antibody, antigen, desinfektan, dan berimbuhan atau bersufiks 8 data contohnya testing, discarded, traching, vaksinasi, imunitas, mobilisasi, netralisasi, (e) kata majemuk 6 data contohnya ice gell, flexy glas, masker KN 95, new normal, peduliLindungi, (e) akronim 9 data contohnya daring (dalam jaringan), fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan), dan menkes (menteri kesehatan (2) kelas kata terdiri atas (a) nomina 114 data contohnya adaptasi kebiasaan baru, alat pelindung diri, antibodi, antigen, bufferstock, coldfack, (b) verba 8 data contohnya discarded, early detection, early diagnostitics, early warning system, relaksasi PSBB, taskforce, dan (c) adjektiva 2 data contohnya antiseptic, particle filtration efficiency, (3) pembentukan kata terdiri atas (a) adopsi 75 data contohnya breathing resistence, bufferstock, epidemic, Ehac, face shield, ice gel, (b) penyingkatan 19 data contohnya bacterial filtration efficiency (BFE), bed occupancy ratio (BOR), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), (c) adaptasi 21 data contohnya komorbid, kontak erat, mobilisasi, mobilitas, pandemic, dan (d) pengakroniman 9 data contohnya isoman (isolasi mandiri), isoter (isolasi terpadu), daring (dalam jaringan), menkes (menteri kesehatan). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan (1) Dari hasil penelitian ini, pembaca sebagai pengguna bahasa diharapkan lebih memahami bentuk kata, mengetahui kelas kata, serta pembentukan kata yang muncul selama Covid-19 (2) Guru diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia tentang penggunaan kosakata yang muncul selama Covid-19 (3) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, referensi, dan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kosakata.

  • Analisis pola penamaan masakan tradisional mentawai dan sumbangannya terhadap nilai kebinekaan global
    by Berjalina Sanene on January 4, 2023 at 5:54 am

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya nama-nama masakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dari keempat pulau, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan yang lebih banyak diambil dari Pulau Siberut dan Pulau Sipora. Nama-nama masakan dan kosakata serta bahasa yang digunakan lebih khas menggunakan bahasa Mentawai sampai sekarang dan layak untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bahasa yang digunakan pada penamaan masakan tradisional Mentawai, (2) mengetahui bentuk penamaan masakan tradisional Mentawai, (3) mengetahui pola penamaan masakan tradisional Mentawai, (4) mengetahui makna masakan tradisional Mentawai, dan (5) mengetahui penamaan masakan tradisional Mentawai yang memberi sumbangan terhadap nilai kebinekaan global. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara untuk memperoleh data dan informasi terkait rumusan masalah, 94 data penelitian dan sumber data diambil dari menu makanan yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, seperti di Pulau Siberut, dan Pulau Sipora. Penelitian ini menganalisis 94 data berupa nama masakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari analisis diperoleh hasil sebagai berikut: (1) bahasa pada penamaan masakan terdapat 2 bahasa yaitu (a) sebagian besar menggunakan bahasa Mentawai, dan (b) pengaruh bahasa Melayu, (2) bentuk penamaan masakan terdapat 94 kosakata dengan 89 frasa, contoh anggau siboikboik ‘kepiting direbus’, esi sigulei ‘siput digulai’ gettek siliklik ‘talas di bakar dalam bambu’, gobik sipukaju sigoreng ‘singkong digoreng’ dan 5 kata, contoh jurut, kolak, silamang, subbet, dan toek (3) pola penamaan terdiri atas (a) jumlah kata, data, dan suku kata, yaitu 2 kata = 64 data terdiri atas 5 suku kata contohnya esi sigule ‘siput digulai’, iba sigoreng ‘ikan digoreng’, 6 suku kata contohnya lubluhed siobbuk ‘kerang laut dibakar di dalam bambu’, dan 7 suku kata contohnya simarouk situmis ‘ikan kecil ditumis’, simarouk siobbuk ‘ikan kecil di dibakar di dalam bambu’, 3 kata = 18 data terdiri atas 7 suku kata contohnya iba lotlot siobbuk ‘lumut laut dibakar di dalam bambu’, iba sainak silakra ‘daging babi diasap/disalai’, 8 suku kata contohnya iba sibutek siobbuk ‘ikan yang hampir busuk dan masih layak dikonsumsi dibakar di dalam bambu’, dan 9 suku kata contohnya iba simamekmek sigulei ‘ikan pari digulai’, 1 kata = 6 data terdiri atas 2 suku kata contohnya subbet, jurut, toek dan 3 suku kata contohnya silamang, dan 4 kata = 6 data terdiri atas 9 suku kata contohnya iba toglo-toglo siobbuk ‘ikan kecil-kecil di bakau dibakar di dalam bambu’, 10 suku kata contohnya iba silugaikoat sigulei ‘penyu digulai’, dan 11 suku kata contohnya roro gobik sipukaju sigulei ‘pucuk daun singkong digulai’. (b) kelas kata, terdiri atas 89 nomina dan verba yang melekat pada nomina, contoh anggau siboikboik ‘kepiting direbus’, esi sigulei ‘siput digulai’, gettek siliklik silagui ‘talas dibakar di dalam bambu’, gobik sipukaju sigoreng ‘singkong digoreng’, iba sainak sirendang ‘daging babi direndang’, magok sipurut ‘pisang di dalam daun dibakar’ dan sagu sikarak ‘sagu dibakar di dalam periuk’. Verba yang digunakan dalam penamaan ada dua yang terdiri atas (a) verba asli Mentawai ada 6 yaitu siboikboik ‘direbus’, silakra ‘disalai’, sirarak ‘dibakar’, silagui ‘dibakar (bahan dalam bambu)’, sisulu ‘dijemur’, dan sioloi ‘direndam air panas’, dan (b) verba pengaruh bahasa Melayu ada 4, yaitu sigoreng ‘digoreng’, situmis ‘ditumis’, sirendang ‘direndang’, dan sigulai ‘digulai’, (4) makna masakan dikelompokkan menjadi tiga yang terdiri atas (a) makanan pokok, contoh sagu kapurut ‘sagu di dalam daun sagu’ maknanya tepung sagu dibungkus daun sagu muda dan dibakar, sagu siobbuk ‘sagu di dalam bambu’ maknanya ‘tepung sagu dimasukkan ke dalam bambu, dan dibakar’, subbet, maknanya subbet ‘makanan talas, ketela pohon (singkong), pisang, dikukus, ditumbuk, dibentuk bulat, dan dibaluri kelapa’, (b) lauk pauk contoh anggau siboikboik ‘kepiting direbus’ dibumbui bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa, bicli siboikboik, maknanya siput bakau kecil direbus, dan (c) sayur contoh roro gettek siboikboik ‘pucuk daun talas’ maknanya pucuk daun talas direbus, tambahkan garam dan penyedap rasa, roro gobik sipukaju sigulei ‘pucuk daun singkong’ maknanya pucuk daun singkong ditumbuk halus dan digulai dan (5) sumbangannya memberikan nilai-nilai kebinekaan global dalam kehidupan salah satu alasan adanya penamaan. Makanan khas Mentawai dan cara memasak yang khas termasuk kearifan lokal memperkaya kebinekaan. Pengaruh bahasa Melayu terdapat 4 verba, dan ternyata ditemukan kreativitas yang ditunjukkan dalam mengolah makanan yang bermula direbus dikreatifkan menjadi digulai, ditumis, digoreng, atau direndang.

  • Analisis penggunaan kosakata yang berkaitan dengan dunia kerja dalam unggahan akun Instagram Jobstreet Indonesia
    by Shyntia Devi on November 18, 2022 at 2:40 am

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya penyebaran informasi-informasi atau promosi lowongan pekerjaan di media sosial. Saat ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan media sosial untuk mengiklankan lowongan pekerjaan dan membagikan informasi atau tips-tips seputar dunia kerja kepada masyarakat luas. Maraknya penyebaran informasi-informasi tersebut, masyarakat atau pengguna media sosial diharapkan bijak dalam memilih informasi untuk dibaca serta memastikan bahwa informasi yang diterima adalah dari pihak perusahaan yang resmi dan legal. Jobstreet adalah salah satu perusahaan penyedia lowongan pekerjaan tepercaya dan resmi di Indonesia. Selain itu, perusahaan tersebut memiliki akun Instagram resmi yaitu @jobstreetindonesia. Melalui akun tersebut, perusahaan Jobstreet membagikan berbagai informasi atau tips-tips terkait dunia kerja atau karier melalui media sosial sehingga memudahkan masyarakat mengakses informasi tersebut. Namun, untuk dapat memahami maksud yang disampaikan, pengguna media sosial harus memahami penggunaan kosakata dalam unggahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk kata, menjelaskan kelas kata, mengungkapkan makna kata, dan mendeskripsikan sumber kosakata dalam unggahan akun Instagram @jobstreetindonesia selama bulan Juli-Desember 2021. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan data berupa kata kata dan gambar. Teknik pengumpulan data meliputi teknik dokumentasi, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Teknik analisis data yaitu dengan cara (1) mereduksi data dengan memilih unggahan yang terdapat pada akun Instagram @jobstreetindonesia selama bulan Juli-Desember 2021 yang lebih bervariasi, (2) mengelompokkan data ke dalam kategori yaitu bentuk kata, kelas kata, makna kata, dan sumber kosakata, (3) menjabarkan data ke dalam aspek-aspek yang dianalisis yaitu bentuk kata, kelas kata, makna kata, dan sumber kosakata dan (4) membuat kesimpulan. Dari analisis diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Bentuk kata yang ditemukan adalah kata dasar 33 data misalnya ahli, gaji, kata berimbuhan 20 data seperti pelamar, dokumentasi, perusahaan, gabungan kata 14 data contohnya anak buah, software akunting, dan singkatan 13 data seperti CV (Curicullum Vitae), Fresh Grad (Fresh Graduate), Job Desc (Job Description), PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). 2. Kelas kata meliputi (kata benda) 72 data misalnya akuntan, front end developer, tunjangan, verba (kata kerja) 7 data seperti apply, meeting, dan adjektiva (kata sifat) 1 data yaitu urgent. 3. Makna kata yang ditemukan meliputi makna leksikal 43 data contohnya bos, CMA (Certified Management Accountant), makna gramatikal 32 data misalnya jabatan, laporan keuangan, makna umum 3 data yaitu ahli,skill, specialist, dan makna sempit 2 data yaitu hard skill dan admin media sosial. 4. Sumber kosakata yang ditemukan adalah sumber kosakata dari dalam bahasa Indonesia yaitu pembentukan kata-kata baru 24 data misalnya atasan, anak buah, singkatan 13 data misalnya IT (Information Technology), Fresh Grad (Fresh Graduate), Job Desc (Job Description), UMR (Upah Minimum Regional) , dan bentuk asli bahasa Indonesia 6 data seperti iklan, rekan, upah. Sumber dari luar bahasa Indonesia yaitu proses adopsi 10 data misalnya project, staff, urgent, dan proses adaptasi 27 data meliputi bahasa Inggris seperti akuntan, strategi, bahasa Belanda seperti gaji, kantor, bahasa Arab seperti ahli, saham, dan bahasa Hindi yaitu cuti. Disarankan penelitian kajian linguistik khususnya penggunaan kosakata dapat diperdalam lagi dan dapat dilakukan penelitian sejenis di bidang lain seperti polik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya agar penelitian kajian kosakata lebih bervariatif.

  • Analisis alur, penokohan, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan nilai keluarga dalam novel Seribu Wajah Ayah karya Azhar Nurun Ala
    by Hana Priskila on July 26, 2022 at 9:01 am

    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan alur, penokohan, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan nilai keluarga dalam novel Seribu Wajah Ayah krya Azhar Nurun Ala dengan mempertimbangkan sepengetahuan peneliti novel ini belum pernah diteliti, khususnya nilai keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang didasarkan pada data deskriptif berupa kalimat-kalimat paragraf yang mengandung aspek-aspek yang diteliti. Dari hasil analisis yang dilakukan terdapat alur, penokohan, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan nilai keluarga dalam novel Seribu Wajah Ayah karya Azhar Nurun Ala diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Alur yang digunakan adalah alur maju atau progresif, karena cerita dimulai dari tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian. 2. Penggambaran watak tokoh pengarang menggunakan teknik dramatik. Tokoh-tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama Ayah dan Kamu. Selanjutnya tokoh tambahannya adalah Paman, Bibi, dan Bu guru. 3. Latar menyangkut tiga aspek, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat terjadi di rumah, kamar ayah, rumah seorang bidan, rumah sakit, sekolah, pemakaman, dan UK. Latar waktu terjadi pada tahun 1970-an, sedangkan latar sosial di kalangan guru yang miskin. Hal itu dapat dilihat dari kondisi sosial keluarga Ayah yang merupakan seorang guru. 4. Sudut pandang dalam novel Seribu Wajah Ayah karya Azhar Nurun Ala yaitu sudut pandang orang ketiga yang serbatahu, di mana novel ini menceritakan sosok Ayah dan Kamu. 5. Dalam novel Seribu Wajah Ayah karya Azhar Nurun Ala terkandung tema mayor yaitu pengorbanan seorang ayah dan tema minor yaitu pergaulan remaja masa kini. 6. Amanat yang disampaikan pengarang kepada pembaca yaitu selalu ingat apa pun yang terjadi di dunia ini, kehidupan, kelahiran, bahkan kematian yang merupakan kuasa dari Tuhan. 7. Nilai keluarga yang terdapat pada novel Seribu Wajah Ayah karya Azhar Nurun Ala yaitu (1) kebaikan, (2) keberanian, (3) kontrol diri, (4) kemurahan hati, dan (5) tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan pertama bagi pembaca dapat menumbuhkan dan meningkatkan sikap positif terhadap kegiatan mengapresiasi karya sastra khusunya novel dan kedua, peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat membantu guru menambah referensi untuk membuat bahan ajar mengenai novel dengan cara mengajarkan bagaimana menganalisis unsur intrinsik dan nilai keluarga pada novel.

  • Analisis kesantunan berbahasa pelapor pada Layanan Darurat Madiun Siaga 112 Kota Madiun melalui pesan whatsapp
    by Tio Panta Uli Sitanggang on July 26, 2022 at 8:17 am

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud pragmatik, bentuk pematuhan, penyebab pematuhan, bentuk pelanggaran, dan penyebab pelanggaran kesantunan berbahasa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan 45 data berupa tuturan. Dari hasil penelitian, diperoleh: (1) wujud pragmatik imperatif, yaitu (a) wujud pragmatik imperatif perintah/suruhan: 11 data, (b) desakan: 11 data, (c) umpatan: 9 data, (d) permintaan izin: 5 data, (e) anjuran: 5 data, (f) pemberian ucapan selamat: 2 data, dan (g) harapan: 2 data. (2) Bentuk pematuhan prinsip kesantunan: (a) maksim kebijaksanaan: 14 data, (b) maksim penghargaan: 7 data, (c) maksim kedermawanan: 3 data, dan (d) maksim kesederhanaan: 2 data. (3) Penyebab pematuhan prinsip kesantunan: (a) menghargai mitra tutur: 21 data, (b) mendukung mitra tutur: 3 data, dan (c) memberi rasa hormat kepada mitra tutur: 2 data. (4) Bentuk pelanggaran prinsip kesantunan: (a) maksim kesederhanaan: 7 data, (b) maksim kebijaksanaan: 4 data, (c) maksim pemufakatan: 4 data, (d) maksim penghargaan: 3 data, dan (e) maksim kedermawanan: 1 data. (5) Penyebab pelanggaran prinsip kesantunan: (a) protektif terhadap pendapat: 10 data, (b) sengaja menuduh mitra tutur: 4 data, (c) dorongan rasa emosi penutur: 3 data, dan (d) kritik secara langsung dengan kata-kata kasar: 2 data.

  • Analisis penamaan menu makanan dan konotasinya
    by Emanuel Haridastian on July 26, 2022 at 6:36 am

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peneliti yang sedang mencoba kuliner unik pada salah satu warung atau rumah makan yang ada di Kota Madiun, dijumpai berbagai macam nama menu makanan dan minuman yang unik dan beragam di warung atau rumah makan tersebut. Peneliti melihat kenyataan bahwa pembentukan nama-nama menu makanan dan minuman berkaitan dengan jenis makna dan jenis penamaan. Hal tersebut membuat peneliti ingin mengetahui asal-usul penamaan nama-nama menu makanan dan konotasinya yang dilihat dari bentuknya, yang meliputi: kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, singkatan, atau akronim, kelas kata, asal kata, proses pembentukan, makna, dan konotasi yang menaunginya bersifat positif atau negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk nama menu makanan, mendeskripsikan kelas kata nama menu makanan, menguraikan asal kata nama menu makanan, menguraikan proses pembentukan nama menu makanan, mengungkapkan makna yang terkandung pada nama menu makanan, dan mendeskripsikan konotasi nama menu makanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan data berupa kata-kata dan frasa pada nama menu makanan. Sumber data penelitian ini diambil dari nama menu makanan di warung modern yang ada di kota Madiun, seperti Gacoan Madiun, Waroeng Latte, Hore Steak, Warunk WOW, Ayam Goreng Nelongso, Green Belly, Mashita Mie Korea, Waroeng Ramen Madiun, dan Bubur Bakar Madiun. Berdasarkan analisis 98 nama menu makanan di warung modern kota Madiun, diperoleh hasil yang meliputi (1) terdapat empat bentuk nama menu makanan, yaitu kata dasar sebanyak 15 bentuk nama, kata majemuk sebanyak 17 bentuk nama, akronim sebanyak 5 bentuk nama, dan frasa sebanyak 61 bentuk nama, (2) didapati dua bentuk pembagian kelas penamaan, yaitu bentuk kata yang diisi oleh kelas kata nomina dengan jumlah 23 kata nomina dan bentuk frasa yang diisi oleh kelas frasa nominal dengan jumlah 75 frasa nominal, (3) identifikasi sumber asal nama menu makanan pada penelitian ini berasal dari lima sumber, yaitu berasal dari kata asli sebanyak 27 nama, berasal dari pengakroniman sebanyak 5 nama, berasal dari pengadopsian sebanyak 20 nama, berasal dari pengadaptasian sebanyak 7 nama, dan berasal dari percampuran bahasa sebanyak 39 nama. Analisis proses pembentukan nama menu makanan dengan menggunakan sembilan dasar pembentukan nama. Hasil proses pembentukan yaitu, pembentukan nama menggunakan tiga klasifikasi, yaitu (1) pembentukan nama menggunakan dasar tunggal, (2) pembentukan nama menggunakan gabungan dua dasar, dan (3) pembentukan nama menggunakan tiga dasar. Makna dalam 98 nama menu makanan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) makna lugas atau makna sebenarnya sebanyak 87 makna dan (2) makna kias atau makna yang bertentangan dengan makna lugas sebanyak 11 makna. Konotasi yang terkandung dalam 98 nama menu makanan dibagi menjadi dua, yaitu (1) konotasi positif dengan tiga nilai rasa, meliputi, nilai rasa tinggi sebanyak empat nama, nilai rasa baik sebanyak 84 nama, nilai rasa indah sebanyak tujuh nama, dan (2) konotasi negatif dengan dua nilai rasa, meliputi dua nilai rasa seram, dan satu nilai rasa tidak sopan. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan (1) pembaca sebagai pengguna bahasa diharapkan lebih memahami bentuk penggunaan bahasa dalam ranah publik dalam konteks penamaan nama menu makanan, (2) guru diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia tentang penggunaan bahasa mengenai seluk beluk penamaan yang masuk dalam ranah pembelajaran semantik, (3) hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan isnpirasi bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup semantik atau penggunaan bahasa pada penamaan dan pemahaman makna dengan objek penelitian yang lebih bervariasi.

  • Pola penamaan dan makna nama anak generasi Alfa di Kelurahan Patihan Kota Madiun dan perwujudan profil pelajar Pancasila
    by Ganesa Ratna Purnama on July 26, 2022 at 6:06 am

    Nama merupakan identitas diri yang diberikan orang tua kepada anaknya sebagai doa dan harapan orang tua kepada anak tersebut. Pemberian nama dipengaruhi oleh latar belakang sosial, etnis, budaya, hingga agama sehingga terlihat variasi penamaan. Pemberian nama umumnya menggunakan penanda mulai dari jenis kelamin, agama, waktu kelahiran, hingga nama yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, dari masa ke masa pola penamaan mengalami perubahan dari segi jumlah kata hingga pengaruh agama. Terlihat bahwa setiap generasi memiliki perbedaan jumlah kata pada nama diri mulai dari satu kata, dua kata, tiga kata, empat kata, hingga lima kata. Pada penelitian ini menggunakan generasi Alfa yang merupakan generasi terbaru, sehingga dapat melihat perkembangan pola penamaan nama diri dari masa ke masa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola penamaan nama anak generasi Alfa di Kelurahan Patihan, sumber nama, makna, serta perwujudan profil pelajar Pancasila. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah nama anak generasi Alfa di Kelurahan Patihan yang diperoleh dari tiga Posyandu yang ada di Kelurahan Patihan. Jumlah data nama anak yang diperoleh ialah 135 data. Hasil penelitian (1) Pola penamaan dengan (a) jumlah kata terbanyak yaitu 3, 4, 2, dan 5 kata serta pola suku kata berdasarkan jumlah kata dua, jumlah kata tiga, jumlah kata empat, dan jumlah kata lima. (b) kelas kata dianalisis berdasarkan jumlah kata, pada tipe dua kata terdapat pola N+N, tipe tiga kata didominasi oleh pola N+N+N, tipe empat kata didominasi oleh pola N+N+N+N, tipe lima kata terdapat pola Adj+N+N+N+N. (c) pembentukan nama dengan pengimbuhan dan penggabungan (d) pengaruh agama Islam terdapat 86 data dan Kristen terdapat tiga data, sedangkan 46 data lainnya bersifat netral. (e) sistem tata nama yang terbanyak ialah nekronimi, numeronimi, patronimi, demonimi, allonimi, dan teonimi. (2) sumber nama berasal dari Indonesia, Jawa, Arab, Sansekerta, Eropa, dan Jepang dan terbentuk menjadi 22 gabungan sumber nama yaitu Arab, Arab-Indonesia, Arab-Sansekerta, Arab-Eropa, Arab-Indonesia-Jawa, Indonesia-Sansekerta, Indonesia-Eropa, Indonesia, Arab-Jawa, Eropa-Arab-Indonesia, Indonesia-Eropa-Jawa, Indonesia-Jawa, Eropa, Arab-Sansekerta-Jawa, Arab-Eropa-Sansekerta, Sansekerta-Jawa, Sansekerta-Jepang, Arab-Sansekerta-Indonesia, Arab-Jepang-Sansekerta Indonesia-Sansekerta-Jawa, Indonesia-Eropa-Jepang, dan Indonesia-Eropa-Sansekerta-Jawa. (3) makna nama dengan penanda jenis kelamin seperti Putra, Wirawan, Setiawan, Utomo, Prasetya, Wibowo untuk jenis kelamin laki-laki dan Ayu, Cahyaning, Cantika, Indah untuk jenis kelamin perempuan, urutan kelahiran seperti Eka ‘satu’, Dwi ‘dua’, dan Catur ‘empat’, waktu kelahiran seperti Febrian, Aprillia, Agustina, okta yang menandakan bulan kelahiran, dan nama yang sudah ada sebelumnya seperti Muhammad, Ibrahim, dan Yusuf. (4) Perwujudan profil pelajar Pancasila yang terkandung dalam nama anak yaitu (a) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia seperti Ahmad, Nur, Laila Cristania, Nathania, dan Ori, (b) berkebinekaan global seperti Adinda, Ananda, Putra, Putri, dan kreatif yang dilihat dari penggunaan anam unik seperti nama binatang Elang, nama planet Bulan, dan nama tempat Nabawi, Janah, Jannata, dan Alfirdaus, dan Salsabila.

  • Analisis alur, penokohan, latar, tema, amanat, dan nilai moral keluarga dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini
    by Adelia Purnama Sari on January 21, 2022 at 3:19 am

    Sebagai salah satu bentuk karya sastra, novel menarik untuk dinikmati dan diteliti. Penelitian ini berjudul “Alur, Penokohan, Latar, Tema, Amanat, dan Nilai Moral Keluarga dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini” dengan pertimbangan (1) penulis novel ini terkenal dan pengarang banyak menghasilkan karya, (2) novel ini sudah difilmkan dan ditonton hampir 2 juta penonton, dan (3) diangkat sebagai bahan kajian dalam analisis unsur ekstrinsik, khususnya nilai moral keluarga. Novel Dua Garis Biru menceritakan kisah cinta sepasang anak muda yang bernama Dara dan Bima, kisah percintaan yang dipenuhi dengan tawa, canda, dan romansa anak sekolah. Namun, kegembiraan itu kemudian hilang seketika, digantikan oleh rasa takut serta bingung ketika Dara hamil. Semua dukungan yang mereka dapatkan dari keluarga dan teman-teman turut hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan alur, penokohan, latar, tema, amanat, dan nilai moral keluarga dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Artinya penelitian ini didasarkan pada data deskriptif berupa kalimat-kalimat dan paragraf.