- Efektivitas model CAI (Computer Assisted Instruction) terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Madiunby Margaretha Winda Puspitawati on December 17, 2020 at 7:27 am
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa SMP kelas VIII yang diajar dengan model CAI (Computer Assisted Instruction) dengan prestasi belajar matematika siswa Kelas VIII yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai postes – nilai pretes. Penelitian ini dilaksanakan pada pada semester ganjil tahun ajaran 2019/ 2020 pada tanggal 14-28 Oktober 2019 di SMP Negeri 4 Madiun dengan populasi kelas VIII. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu pengambilan sampel menyesuaikan pemilihan dari guru dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang diterapkan dengan menggunakan model CAI (Computer Assisted Instruction) dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol yang diterapkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode tes dengan instrumen yang berupa tes prestasi belajar matematika. Dalam menggunakan tes prestasi belajar matematika ini untuk mengetahui prestasi belajar matematika yang dimiliki siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa … (ada di file abstrak)
- Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII SMP Negeri 9 Madiunby Intan Nurditasari on July 22, 2020 at 3:35 am
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan pendekatan saintifik. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai postes-nilai pretes. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak (cluster random sampling). Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Negeri 9 Madiun dengan populasi kelas VIII. Untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan pendekatan saintifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang mempunyai banyak siswa (n_1)=21, dengan rata-rata (X ̅_1)=45,71danmempunyai varian ( 〖S²〗_1) = 58,8717dan pada kelompok siswa yang diajar menggunakan pendekatan saintifik mempunyai banyak siswa (n_2 )=30, dengan rata-rata (X ̅_2 )=24,84danmempunyai varian (〖S²〗_2) = 61,54228. Pengujian hipotensis menggunakan uji t-student dengan taraf nyata 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 9 Madiun.
- Proses model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan Model Eliciting Activities (MEAs) agar siswa memiliki pemahaman yang baik pada mata pelajaran matematikaby Riza Rey Siska on July 22, 2020 at 3:33 am
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya permasalahan dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan untuk menggali permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran matematika serta memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan hasil observasi yang dilaksanakan di SMPN 4 Madiun, (2) Menjelaskan proses Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) agar siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi mata pelajaran matematika, (3) Menjelaskan proses Model Eliciting Activities (MEAs) agar siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi mata pelajaran matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencari atau menggali data dari literatur terkait. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan content analisys. Dari kajian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Berdasarkan obeservasi di kelas VII SMPN 4 Madiun, peneliti menemukan beberapa permasalahan, yaitu proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga masih kurang melibatkan siswa, prestasi belajar siswa masih belum memenuhi KKM, siswa kurang terlatih dalam mengerjakan soal-soal karena kurangnya pendalaman materi, siswa masih kesulitan dalam membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah, dan rasa percaya diri siswa yang masih rendah. (2) Proses Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) memuat tiga komponen, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory menekankan belajar haruslah mendengarkan dan berbicara. Intellectually mengharuskan siswa aktif berpikir untuk menyelesaikan permasalahan. Repetition dapat berupa latihan soal, tanya jawab, ataupun kuis secara individu. Ketiga komponen tersebut memuat tujuan pembelajaran matematika sehingga berpotensi membuat siswa memiliki pemahaman yang baik pada mata pelajaran matematika. (3) Proses pembelajaran yang menggunakan Model Eliciting Activities (MEAs) didasarkan pada situasi kehidupan nyata, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, dan diminta menyusun model matematika sebagai solusi. Dalam Model Eliciting Activities (MEAs), terdapat tujuh fase yang harus diperhatikan yaitu: 1) Mendefinisikan masalah; 2) Memberikan kemungkinan solusi; 3) Mendiskusikan permasalahan; 4) Menyempurnakan kemungkinan solusi; 5) Membuat penyelesaian sistematis; 6) Menguji dan merevisi solusi permasalahan; 7) Mempresentasikan solusi permasalahan. Ketujuh fase tersebut memuat tujuan pembelajaran matematika sehingga berpotensi membuat siswa memiliki pemahaman yang baik pada mata pelajaran matematika.
- Kajian teori tentang model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar matematika siswaby Devita Mutiasari on July 22, 2020 at 3:33 am
Dalam dunia pendidikan salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran khususnya matematika, karena biasanya melalui prestasi belajar yang baik dapat menentukan seseorang telah berhasil menguasai materi tertentu. Namun di sisi lain, terdapat aspek-aspek lain yang menjadi penentu keberhasilan belajar siswa, salah satunya adalah keaktifan siswa. Tanpa adanya aktivitas pada suatu pembelajaran maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah, disebabkan masih banyak siswa yang tergolong kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Aktif yang terjadi pada siswa lebih ke arah yang negatif, sehingga tidak bermanfaat bagi siswa maupun guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan keunggulan model kooperatif dan pembelajaran individual. Langkah pembelajaran dalam model ini yaitu Placement Test, Teams, Teaching Group, Student Creative, Team Study, Whole-Class-Units, Facts Test, Team Scores and Team Recognition. Hasil yang didapat dari penelitian ini didasarkan pada analisis data yang bersumber dari teori dan hasil penelitian terdahulu yang terbukti relevan antara teori yang dipaparkan dan bukti konkret di lapangan yang terjadi menunjukkan bahwa dalam beberapa langkah model pembelajaran TAI banyak melatih siswa untuk mampu belajar secara mandiri berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan saat pembelajaran, mampu bekerja sama secara positif dalam sebuah tim diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, aktif dalam membangun suatu komunikasi yang baik secara individu maupun kelompok, siswa juga dilatih untuk mampu mengemukakan pendapat/gagasan mengenai materi yang sedang dibahas, saling bertukar pikiran dengan teman-temannya, mampu membangun rasa percaya diri dalam diri siswa, serta dituntut untuk dapat meningkatkan kerja sama dalam suatu pembelajaran sehingga nantinya dapat mengatasi kesulitan belajarnya secara individu dan memperoleh prestasi yang memuaskan.