Pendidikan Matematika 2022

  • Analisis literasi matematika dan strategi pemecahan soal ditinjau dari gaya belajar siswa
    by Monika Elvie Besa on July 15, 2022 at 4:51 am

    Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai tingkatan literasi matematika siswa dan strategi yang digunakan oleh siswa untuk memecahkan soal berdasarkan dengan gaya belajar siswa. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 3 Taruna Angkasa Madiun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar, tes literasi matematika dan wawancara tak berstruktur. Teknik analisis yang dilakukan pada angket gaya belajar adalah analisis koreksi hasil, analisis penskoran, dan analisis pengambilan keputusan. Teknik analisis data untuk tes literasi matematika adalah analisis koreksi hasil, analisis strategi pemecahan soal dan analisis penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapat bahwa siswa dengan gaya belajar auditorial berada pada level 5 dan strategi yang digunakan oleh siswa auditorial dalam menyelesaikan soal adalah berpikir logis untuk level 1 dan level 2, strategi mencoba-coba untuk level 3 dan strategi menemukan pola untuk level 4 dan level 6. Siswa dengan gaya belajar visual berada pada level 5 dan strategi yang digunakan oleh siswa visual dalam menyelesaikan soal adalah berpikir logis untuk level 1, level 2 dan level 5, serta strategi menemukan pola untuk level 3, level 4 dan level 6. Siswa dengan gaya belajar kinestetik berada pada level 5 dan strategi yang digunakan oleh siswa visual dalam menyelesaikan soal adalah berpikir logis untuk level 1, level 2 dan level 4, serta strategi menemukan pola untuk level 3, level 5 dan level 6.

  • Analisis kesalahan siswa SMK ST Bonaventura 1 Madiun dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson ditinjau dari tipe dimensi memahami informasi
    by Yohana Dea Wardani on May 10, 2022 at 2:52 am

    Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan siswa SMK St Bonaventura 1 Madiun dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson ditinjau tipe dimensi memahami informasi, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa SMK St Bonaventura 1 Madiun dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson ditinjau tipe dimensi memahami informasi, (3) mengetahui solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi kesalahan siswa SMK St Bonaventura 1 Madiun dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson ditinjau tipe dimensi memahami informasi. Tipe kesalahan dalam kriteria Watson adalah; tipe (1) data tidak tepat, tipe (2) prosedur tidak tepat, tipe (3) data hilang, tipe (4) kesimpulan hilang, tipe (5) konflik level respon, tipe (6) manipulasi tidak langsung, tipe (7) masalah hierarki keterampilan, tipe (8) kesalahan selain ketujuh tipe di atas. Dimensi memahami informasi menurut Myress-Briggs type indicator (MBTI) dibedakan menjadi dua tipe yaitu sensing dan intuition. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMK Santo Bonaventura 1 Madiun pada bulan Januari 2022. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, tes, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: (1) kuisioner dimensi memahami informasi, (2) tes matematika pokok bahasan statistika, (3) wawancara. Dari hasil penelitian diperoleh kesalahan yang dilakukan siswa tipe sensing dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson adalah 26,17% kesalahan data tidak tepat, 45,23% kesalahan prosedur tidak tepat, 0% kesalahan data hilang, 45,23% kesalahan kesimpulan hilang, 4,77 kesalahan konflik level respon, 30,97% kesalahan manipulasi tidak langsung, 19,07% kesalahan masalah hierarki keterampilan, dan 21,43% kesalahan selain ketujuh kriteria Watson. Kesalahan yang dilakukan siswa tipe intuition dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson adalah 13,3% kesalahan data tidak tepat, 26,6% kesalahan prosedur tidak tepat, 0% data hilang, 33,3% kesalahan kesimpulan hilang, 6,7% kesalahan konflik level respon, 33,3% kesalahan manipulasi tidak langsung, 20% kesalahan masalah hierarki keterampilan, dan 6,7% kesalahan selain ketujuh kriteria Watson. Penyebab terjadinya kesalahan pada siswa adalah; (1) kurang memahami materi, bahasa dalam matematika, serta variabel variabel pada rumus matematika, (2) kurang teliti, (3) tidak memahami maksud soal, (4) terburu-buru, (5) kurang memahami cara penulisan langkah penyelesaian soal, (6) kurang memahami cara dan pentingnya menuliskan kesimpulan, (7) tidak menjawab soal dengan sistematis, (8) ragu-ragu, (9) kurang menguasai logika matematika, operasi dasar matematika, dan ide aljabar, (10) tidak memanajemen waktu dengan baik (11) kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, (12) tidak percaya diri, (13) tidak belajar sebelum tes, (14) bingung menuliskan pemikirannya. Hipotesis solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal statistika berdasarkan kriteria Watson menurut peneliti adalah sebagai berikut; (1) meningkatkan ketelitian, (2) banyak berlatih soal-soal matematika, (3) mempelajari lebih dalam terkait variabel variabel pada rumus matematika, makna kata dalam matematika, dan logika matematika, (4) mengecek kembali jawaban sebelum dikumpulkan, (5) berlatih menemukan makna soal cerita, (6) berlatih memanajemen waktu saat mengerjakan soal matematika, (7) membaca ulang soal sebelum membuat kesimpulan, (8) membiasakan diri menjawab soal matematika secara sistematis, rinci, dan logis (9) memperbanyak pengetahuan tentang matematika agar dapat mengasah intuisi, (10) mempersiapkan diri dengan baik dan serius saat mengerjakan soal tes matematika.

  • Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari Adversity Quotient pada siswa SMPN 1 Madiun
    by Gladysa Eta Arntari on March 21, 2022 at 2:03 am

    Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMPN 1 Madiun perlu ditinjau lebih lanjut berdasarkan Adversity Quotient karena banyaknya nilai yang belum memenuhi KKM. Adversity Quotient dapat mempengaruhi dalam proses pemecahan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa diukur menggunakan tahap-tahap Polya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa SMPN 1 Madiun pada siswa disetiap kategori Adversity Quotient yaitu Quitters,Campers, dan Climbers. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMPN 1 Madiun dan dipilih 4 siswa dari kelas tersebut untuk mewakili kategori campers dan climbers. Pemilihan subjek tersebut didasari oleh hasil skor tertinggi dari setiap interval skor per kategori yang diperoleh dari pengerjaan instrumen angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah dan wawancara. Analisis tes kemampuan masalah matematika menggunakan pedoman empat tahap pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Aktivitas analisis data adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siswa kategori climbers siswa dapat melakukan semua tahapan Polya dan pada kategori clambers siswa mampu melakukan tiga tahapan Polya yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, dan melaksanakan rencana.