- Studi deskriptif kesejahteraan remaja awal di Surabayaby Marcella Mariska Aryono on April 14, 2023 at 2:56 am
Penelitian ini bertujuan mengetahui kesehatan mental remaja awal di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Sebanyak 750 subjek dalam penelitian ini ditentukan melalui purposive sampling technique yaitu dengan kriteria sebagai berikut remaja usia 11 tahun hingga 15 tahun, dapat membaca dan menulis, dan tinggal bersama dengan orang tua. Skala yang digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur kesejahteraan remaja adalah Mental Health Continuum – Short Form (MHC-SF). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan mental remaja di Surabaya berada pada kategori sehat secara mental / flourishing sebanyak 577 remaja (76,93%). Hal ini berarti remaja di Surabaya mampu mencapai kesejahteraan namun masih perlu mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial. Sisanya berada pada kategori cukup sehat mental sebanyak 21,73%, dan pada kategori languishing atau lemah sebanyak 1,33%.
- Gambaran subjective well-being remaja yang memiliki kecenderungan Fear of Missing Out (FoMO)by Andi Cahyadi on April 14, 2023 at 2:17 am
Remaja adalah pengguna media sosial yang paling banyak. Tentu saja penggunaan media sosial memiliki dampak negatif, salah satunya mengalami kecanduan. Fuster (2017) menyatakan bahwa mengakses jejaring sosial melalui ponsel dapat menghadirkan perilaku adiktif dan hal tersebut sangat berkorelasi dengan Fear of Missing Out (FoMO). FoMO merupakan suatu keinginan seseorang untuk terus terhubung dengan yang dilakukan oleh orang lain serta muncul rasa cemas apabila tertinggal dari yang lain (Przybylski. 2013). Przybylski (2013) menyatakan bahwa FoMO memiliki hubungan dengan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran subjective well-being remaja yang memiliki kecenderungan FoMO. Penelitian ini melibatkan 203 remaja yang ditentukan menggunakan quota sampling. Subyek penelitian yang digunakan berusia 14-18 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan memiliki kecenderungan mengalami FoMO. Skala subjective well-being yang digunakan dalam pengambilan data ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada tiga aspek yang dipaparkan oleh Diener. Berdasarkan hasil uji coba, skala subjective well-being memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi yaitu dengan internal konsistensi .812, dengan koefisien korelasi butir pernyataan total berkisar antara .298 hingga .572. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif, hasilnya adalah terdapat sebanyak 1.97% atau sejumlah 4 remaja memiliki subjective well-being dalam kategori rendah, 49.26% atau sejumlah 100 remaja memiliki subjective well-being dalam kategori sedang, 47.78% atau sejumlah 97 remaja memiliki subjective well-being dalam kategori tinggi, dan 0.99% atau sejumlah 2 remaja memiliki subjective well-being dalam kategori sangat tinggi.
- Prestasi akademik pada remaja ditinjau dari regulasi emosi interpersonal dan depresiby Robik Anwar Dani on April 11, 2023 at 9:49 am
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dengan regulasi emosi interpersonal dan kecenderungan depresi pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah 54 remaja awal yang bersekolah di SMP Kristen Terang Bangsa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala regulasi emosi interpersonal yang diadaptasi dari Interpersonal Regulation Emotion Questionare milik Gross (2002), skala kecenderungan depresi yang diadaptasi dari Beck Depression Inventory milik Beck (1996), serta rata-rata nilai rapor untuk mata pelajaran matematika, bahasa inggris, dan IPA. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi ganda dengan bantuan program IBM SPSS 22. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan regulasi emosi interpersonal dan depresi dengan nilai koefisien korelasi sebesar Ry.x1x2=0.996 dengan Sig. F Change 0,000 < 0,05. Ada hubungan yang signifikan positif antara prestasi akademik dengan regulasi emosi interpersonal dengan nilai koefisien korelasi sebesar ry.x1=0,995 dengan Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Ada hubungan yang signifikan negatif antara prestasi akademik dengan kecenderungan depresi dengannilai koefisien korelasi sebesar ry.x2=(-)0,996 dengan Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05.Ada hubungan yang signifikan negatif antara regulasi emosi interpersonal dengan kecenderungan depresi dengan nilai koefisien korelasi sebesar rx1.x2=(-)0,997dengan Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05.
- Gambaran stres kerja pada karyawan bagian kitchen di Cafe Kota Madiunby Ari Tri Romadhona on August 11, 2020 at 8:03 am
Stres kerja adalah interaksi antara sifat-sifat pekerja dengan kondisi pekerjaan yang dapat mengancam individu sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi fisik maupun psikis karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja karyawan bagian kitchen di cafe kota Madiun. Jumlah subyek dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan skala. Analisis data menggunakan program SPSS 22.0 for Windows. Hasil analisis item menghasilkan 17 item sahih dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,845. Secara keseluruhan hasil penelitian stres kerja karyawan cafe bagian kitchen di kota Madiun, 2 karyawan (6%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, 11 karyawan (31,3%) termasuk dalam kategori tinggi, 11 karyawan (31,3%) termasuk dalam kategori sedang, 11 karyawan juga termasuk dalam kategori rendah dan tidak ada satu pun dalam kategori sangat rendah. Ditinjau dari masing-masing aspek pada stres kerja karyawan cafe bagian kitchen, 15 karyawan kitchen berada di kategori tinggi pada aspek perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian karyawan di bagian kitchen menunjukkan stres kerja yang tinggi pada aspek perilaku.
- Gambaran stres kerja pengemudi Anasta (anak stasiun) ditinjau dari munculnya taksi online di Madiunby Gillang Perdhana Putera on August 11, 2020 at 6:41 am
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja pengemudi taksi paguyuban Anasta ditinjau dari munculnya taksi online di Madiun. Subjek penelitian ini berjumlah satu orang. Hasil penelitian menggunakan metode wawancara dan obeservasi menunjukan bahwa subjek mengalami stres kerja dilihat dari aspek-aspek stres kerja yang antara lain aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek perilaku. Penelitian menunjukan bahwa dengan adanya taksi online di Madiun memberikan dampak pada subjek yang seringkali mengalami gangguan Fisiologis seperti sakit kepala dan nyeri pada badan akibat terlalu lama menunggu penumpang. Hal tersebut tentu saja juga disebabkan dari gangguan psikologis seperti cemas dan merasa putus asa karena penghasilan sehari-hari tidak mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Adanya taksi online juga membuat subjek merubah arah untuk mencari penumpang di luar area paguyuban taksi Anasta, namun upaya tersebut juga tidak membuahkan hasil. Oleh karena itu subjek mengalami stres kerja dilihat dari aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku.
- Gambaran kecemasan komunikasi pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiunby Albert Agung Widyasa Kurniawan on August 6, 2020 at 7:25 am
Kecemasan berkomunikasi adalah perasaan tidak aman berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus, yang mengakibatkan individu memilih untuk diam, takut, dan cemas sehingga memilih untuk diam dalam berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan komunikasi pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kampus Kota Madiun. Teknik pengambilan data menggunakan skala milik Mariani dalam Apollo (2006) dengan judul penelitian tingkat hubungan konsep diri dengan kecemasan komunikasi pada remaja. Secara umum sedikit subjek yang berada dalam kategori tinggi 3% ( 2 Mahasiswa), kategori sedang dengan 80% ( 56 mahasiswa) dan 17% (12 mahasiswa) dengan kategori rendah. Aspek Control memiliki peran lebih tinggi dalam mempengaruhi terjadinya kecemasan berkomunikasi di bandingkan aspek lainnya. Aspek Control terdapat 7% subjek ( 5 mahasiswa) termasuk kategori tinggi, 83% (58 mahasiswa) subjek termasuk kategori sedang, 10% (7 mahasiswa) termasuk kategori rendah. Sedangkan berdasarkan daerah asal subjek, subjek yang berasal dari luar Karisidenan Madiun terdapat 8% (2 mahasiswi) dengan kategori tinggi, dan 80% (20 mahasiswa) dengan kategori sedang, dan 12% ( 3 Mahasiswa) dengan kategori rendah. Sedangkan subjek dari karisidenan Madiun terdapat 80% (36 mahasiswi) subjek dengan kategori sedang, 20% (9 mahasiswi). Hal ini menunjukkan subjek yang berasal dari luar karisidenan madiun mengalami kecemasan komunikasi lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang berasal dari karisidenan Madiun. Kategori kecemasan komunikasi pada mahasiswa di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun termasuk ke dalam kategori sedang. Dengan di dominasi oleh mahasiswa yang berasal dari luar daerah karena faktor lingkungan yang berbeda