Farmasi D3 2024

Obat merupakan komponen penting dari pelayanan kesehatan yang merupakan kebutuhan masyarakat. Obat merupakan produk yang diperlukan untuk pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan, namun jika penggunaanya salah, tidak tepat, tidak sesuai dengan takaran dan indikasinya akan membahayakan. Perlakuan yang salah terhadap obat dapat menyebabkan obat tersebut tidak bisa dipakai hingga berpotensi merugikan orang lain dan lingkungan (1). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, sebanyak 35,2% rumah tangga melakukan penyimpanan obat untuk swamedikasi. Limbah obat diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk diikuti dengan meningkatnya konsumsi obat-obatan pada masyarakat. Limbah obat meliputi obat-obatan tidak terpakai dan kadaluarsa(2). Obat sisa yang sudah tidak digunakan oleh masyarakat akan menjadi sampah B3 rumah tangga yang membahayakan lingkungan hidup. Dalam skala rumah tangga, pembuangan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan permasalahan serius dan memunculkan potensi terjadinya daur ulang illegal kemasan atau produk obat kadaluarsa (3). Mengingat dampak kesehatan dan lingkungan yang cukup besar terkait obat sisa dan kadaluarsa, hal ini menjadi penting untuk diteliti. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan obat yang tidak terpakai dan kadalurasa dalam skala rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian analisis kuantitatif. Data diperoleh melalui teknik wawancara menggunakan instrumen berupa kuesioner kepada responden rumah tangga di Kabupaten Magetan yang dipilih melalui cluster random sampling (4) Data yang dikumpulkan berupa (1) jumlah dan jenis obat berdasarkan bentuk sediaan yang tidak digunakan dalam skala rumah tangga (2) alasan obat obatan tersebut tidak digunakan, (3) cara penyimpanan dan (4) cara membuang obat-obatan yang tidak digunakan tersebut.

Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan, kurang gizi kronik yang berlangsung lama dan penyebab yang bersifat akut. Penurunan angka stunting merupakan salah satu indikator pencapaian Sutainable Development Goals (SDG’s) yang ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Mitra dilaksanakannya pengabdian kepada masyarakat ini berlokasi Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Angka balita stunting di Kabupaten Magetan terus mengalami penurunan meskipun belum signifikan. Status bayi yang mengalami kurang gizi masih cukup tinggi yaitu sebanyak kasus 291 berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi dengan 200 di antaranya tercatat mengalami kekurangan gizi, yang tersebar di berbagai Kecamatan di Kabupaten Magetan, salah satunya Kecamatan Karangrejo. Hal ini mendorong Prodi Farmasi D3 menitikberatkan kegiatan pengabdian masyarakat untuk membantu mitra mengatasi permasalahan terkait kekurangan gizi pada anak-anak. Permasalahan mitra terkait dengan pencegahan stunting antara lain mentargetkan ibu dan ibu hamil serta anak-anak khususnya pada usia di bawah 5 tahun. Hal ini diperlukan solusi untukpemenuhan nutrisi baik bagi ibu yang sedang mempersiapkan maupun masa kehamilan dan bagi anak-anak itu sendiri. Kalsium sebagai salah satu mikronutrien yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru pada janin yang mengambil cadangan kalsium pada ibu hamil sehingga diperlukan tambahan asupan kalsium yaitu dengan memberikan tambahan melalui susu dan produk olahannya. Kandungan lemak pada virgin coconut oil (VCO) merupakan salah satu sumber makronutrien penting. Pemberian VCO pada balita dengan stunting bertujuan untuk meningkatkan fungsi metabolisme sehingga dapat memperbaiki imunitas anak, mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan status gizinya. Susu dan VCO dapat dibuat suatu produk olahan yang mudah dibuat dan relatif banyak disukai baik oleh ibu maupun anak-anak yaitu mayones. Melalui pelatihan pembuatan mayones berbahan susu dan VCO ini diharapkan memberikan alternatif solusi bagi ibu di lingkungan mitra untuk menyiapkan makanan yang enak sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi baik bagi ibu maupun anak-anak dalam mencegah kejadian stunting.

Salah satu permasalahan kulit adalah adanya penuaan dini yang salah satu penyebabnya adalah paparan sinar ulraviolet (UV) yang terkandung dalam sinar matahari. Dari kelompok sinar UV yang mengenai kulit adalah kelompok sinar UV-A dan sebagian sinar UV-B sedangkan sinar UV-C tidak sampai ke permukaan bumi karena terhalang oleh ozon. Pencegahan permasalahan tersebut adalah menggunakan krim tabir surya dengan kandungan senyawa antioksidan untuk menyerap radiasi sinar UV. Salah satu krim yang sudah diformulasi dan dibuat adalah krim tabir surya dengan kandungan ekstrak krokot varietas magenta yang telah diuji mampu menyerap sinar UV. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kadar flavonoid pada sediaan krim dan uji mutu sediaan krim tabir surya ekstrak krokot varietas magenta yang bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid setelah melalui pembuatan sediaan krim tabir surya dan untuk mengetahui mutu sediaan krim yang dibuat apakah sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tahapan metode penelitian akan dibagi menjadi dua tahapan yang bisa dilakukan secara bersama-sama yaitu pengujian kadar flavonoid sediaan dan uji mutu sediaan krim yang meliputi uji fisik, pH, daya sebar, daya lekat dan viskositas sediaan krim Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah data untuk penelitian sebelumnya yang selanjutnya akan menuju hasil krim anti-aging. Target luaran dari penelitian ini akan dipublikasikan kedalam jurnal nasional yang terakreditasi Sint

Sediaan emulsi oral minyak biji kacang peru (Plukenetia volubilis L.) yang baik harus memenuhi persyaratan mutu fisik. Sediaan emulsi oral minyak biji kacang peru yang mendapatkan efek farmakologis yang baik perlu diperhatikan dalam proses pembuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan evaluasi mutu emulsi oral minyak biji kacang peru (Plukenetia volubilis L.) dapat menjadi sediaan yang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan tween 80 dan span 80 dengan berbagai kombinasi. Selanjutnya dilakukan uji mutu fisik emulsi oral minyak biji kacang peru yang meliputi uji organoleptis, uji viskositas, uji tipe emulsi, uji pH, dan uji globul dan uji creaming index. Hasil dari penelitian ini adalah formula 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak memenuhi persyaratan mutu fisik dalam pengujian viskositas. Pada uji stabilitas sediaan emulsi oral minyak biji kacang peru (Plukenetia volubilis L.) yang baik adalah formula 5 (HLB 15) pada uji creaming index.

Pengetahuan masyarakat mengenai aspek kesehatan masih terbatas, terutama dalam konteks penyimpanan dan pembuangan obat. Di Indonesia, hal ini menjadi masalah signifikan. Pada tingkat rumah tangga, penyimpanan obat yang tidak memadai dapat menyebabkan masalah serius seperti keracunan obat secara tidak disengaja. Selain itu, pembuangan atau pemusnahan obat yang tidak benar dapat membuka peluang untuk praktik daur ulang ilegal dari kemasan atau produk obat yang sudah kedaluwarsa. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang tepat mengenai obat-obatan agar dapat menghindari dampak negatif terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat tentang cara penyimpanan dan pembuangan obat rumah tangga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian terdiri dari 75 kader posyandu, dengan sampel sebanyak 50 responden yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang tervalidasi dan disebarkan dalam sesi penyuluhan. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam beberapa tingkat pemahaman: baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kader posyandu mengenai penyimpanan obat rumah tangga di Kelurahan Alastuwo Poncol Magetan berada pada kategori baik sebesar 36%, cukup baik sebesar 54%, dan kurang baik sebesar 10%. Sementara itu, pemahaman tentang pembuangan obat rumah tangga berada pada kategori baik sebesar 9%, cukup baik sebesar 66%, kurang baik sebesar 12%, dan tidak baik sebesar 2%.

Sediaan serum ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata L.) dalam penyimpanannya memerlukan stabilitas yang baik. Sediaan serum yang mendapatkan efek farmakologis yang baik perlu diperhatikan dalam proses pembuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan serum pisang kepok dengan mutu fisik yang baik dan stabil dalam penyimpanan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan sediaan serum ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata L.) sebagai bahan aktif dengan komponen aktif yang berbeda, yaitu formula 1 dengan ekstrak 1%, formula 2 dengan ekstrak 1,5%, dan formula 3 dengan ekstrak 2%. Selanjutnya dilakukan evaluasi fisik sediaan serum ekstrak sediaan serum ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata L.) melalui uji evaluasi fisik. Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata L.) terhadap variasi formula serum yaitu pada uji stabilitas viskositas didapat hasil formula 2 pada penyimpanan suhu ruang dan formula 3 penyimpanan suhu dingin memiliki stabilitas yang baik.

Osteoarthritis merupakan suatu penyakit sendi jenis degeneratif yang menyerang tulang rawan sendi pada pasien lanjut usia. Pasien yang terdiagnosa osteoarthritis mendapatkan terapi obat analgesik opioid, analgesik non opioid, condroprotective agent, injeksi hialuronat di poli ortopedi rawat jalan RS Widodo Ngawi periode Agustus-Oktober 2023. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola peresepan obat osteoarthritis pada pasien rawat jalan poli ortopedi RS Widodo Ngawi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel sistematis (systematic random sampling). Berdasarkan total pasien osteoarthritis yang berjumlah 2152 populasi pasien, di dapat 100 sampel pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan total 100 pasien di dapatkan hasil golongan analgesik non opioid 32 item (24,4 %), golongan opioid 26 item (19,8 %), golongan condroprotective agent 47 item (35,9 %), injeksi hialuronat 8 item (6,1 %), dan golongan vitamin 18 item (13,7 %).

Pemahaman masyarakat mengenai cara mengelola obat dengan benar menjadi hal yang penting. Obat dapat digunakan untuk diagnostik, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan. Untuk mendapatkan efek terapi yang tepat dari penggunaan obat, maka masyarakat perlu memahami cara menggunakan obat dengan benar. Maksud dari program dagusibu yaitu agar masyarakat memahami cara dapatkan, gunakan, simpan, dan buang obat dengan tepat. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dagusibu (dapatkan, gunakan, simpan, dan buang) obat di Desa Nguntoronadi, Magetan. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat sebanyak 48 responden yang hadir dan mau mengisi kuesioner yang sudah dibagikan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuesioner sebanyak 12 pertanyaan dengan kategori dapatkan, gunakan, simpan, dan buang di Desa Nguntoronadi, Magetan. Kesimpulan yang didapat tentang tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Nguntoronadi, Magetan mengenai dagusibu memperoleh hasil baik 8,3%, cukup baik 22,9%, dan kurang baik 68,7%.

.

.

.

.

.

.

.

.